Selasa, 28 Juli 2009

Jember




Jember, kota yang identik dengan festival mode. Terletak diujung Prop Jatim. Sekitar Maret 2009, saya ke Jember. Dari Bandara Juanda Surabaya pukul 22.30 trus disambung dengan taksi, 3,5 jam kemudian sampailah di Jember. Hotelnya sederhana, namun bersih. Di lobbynya, tanaman anthurium besar2 dan indah. Saya sempat berkunjung ke pegunungan Rembangan (?) yang namanya saya lupa, dan sempat memotret beberapa frame. Ada banyak buah naga di tanam di situ. Nampaknya tempat itu adalah bekas perkebunan Belanda, ada hotel, kolam renang, dan pemandangan yang indah serta singkong goreng dan bandrek....rasanya pengin lebih lama tinnggal di tempat tsb..

Jumat, 24 Juli 2009

Penyelamatan Lingkungan
















Nun jauh di Pangkal Pinang, tepatnya di Ketapang, terdapat lokasi di mana orang-orang dengan idealisme tinggi sedang mencoba mewujudkan impiannya, mengembalikan tanah bekas galian timah agar produktif kembali. Berbekal kotoran dan air kencing sapi mereka mengelola dan merestorasi bekas galian timah.
Bekas-bekas galian ditata kembali, ditaburi kapur jika terlalu asam, dibuat saluran jika tersumbat. Pendeknya, mereka membuat lokasi itu (300 ha lebih) menjadi lokasi yang air dan udaranya bisa mengalir dan terhubung ke laut. Berbagai tanaman dicoba ditanam, anggrek, mangga, akasia, tebu, ubi, nilam, cemara..dsb. Mereka mencoba-coba tanaman yang cocok untuk daerah rehabilitasi...

Mbah Pamudji yang mengelola area ini selalu ceria dan semangat dalam menceritakan bagaimana suatu ekosistem dibangun dan suatu rantai kehidupan dibentuk. Mereka mengimpor sapi dari Amerika untuk dikawinkan dengan sapi bali. Kotoran dan air kencingnya digunakan untuk pupuk. bahkan air kencingnya di masukkan dalam botol air kemasan dan dilubangi sedikit kemudian di tanam di dekat pohon..hasilnya cukup membanggakan. Di coba juga peternakan ayam...semoga Mbah Pamudji cukup punya energi untuk terus mengembangkan ide-idenya....

Kamis, 23 Juli 2009

Bitung









The port town of Bitung with its fine natural harbour protected by the adjacent island of Lembeh is the centre for shipbuilding and maintenance as well as commercial fishing. Also, since the harbour in Manado silted up, large ships now all call into Bitung, including some of the magnificent passenger cruise-liners. The town itself has a quaint provincial charm and is distinguished by its 12m replica of the Eiffel Tower at one of the roundabout intersections leading into town. Apparently the unusual monument was built by a previous mayor who had studied in Paris in his earlier years, and was built as a testament of his love for the "City of Lights".

Take a boat ride across and down the Lembeh Strait and you’ll come across an equally odd and intriguing monument; the Trikora Monument. Constructed in the 70s this mammoth structure towering some 100 meters into the sky was built to celebrate the success of the Indonesian military’s campaign in Irian Jaya. With an enormous Monaslike tower flanked by two annexes which look something like robotic flowers in bloom, the inside wall which encircles the base of the monument shows scenes of recruiting soldiers and then sending them off to war.

Attached to the monument has been mounted an old DC3 aircraft that was used in the military campaign. A ladder on one side provides access inside where you can go and sit in the cockpit and live out your fantasy of being a fighter pilot – bring your own sound effects. This is a popular hangout for local kids.
You can’t mention Bitung and Lembeh without mentioning the diving in Lembeh Strait. Relatively unknown compared to Bunaken, Lembeh has fast developed a reputation as being the place for muck. That may sound disgusting but allow me to explain. The sheltered straits form a kind of bottleneck in the surrounding sea, which has led to an abundance of plankton. This siltybottomed strait therefore doesn’t have the same spectacular coral walls of Bunaken but it does mean that the conditions are just right for serious divers to see a menagery of weird and wonderful creatures up close that they rarely, if ever, get to see anywhere else. Creatures with weird descriptive names that conjure up all sorts of strange images are common here – the ornate ghost pipefish, neon coloured nudibranchs (a kind of seaslug), mimic octopuses and flamboyant cuttlefish, as well as the diminutive pygmy seahorse and the aptly named frogfish can all be seen hiding among the crevices of the Lembeh Strait. Several dive resorts have been built here and offers easy, direct access to Lembeh, without the need for the long boat ride from Manado for day-trippers. (source:http://www.north-sulawesi.org/lembeh.html)

Untuk ke Bitung perlu satu jam perjalanan dari Manado. Jalannya sangat mulus dengan pemandangan yang sangat Indah, hijau dan tertata rapi. ..Pelabuhan Bitung adalah pelabuhan utama di Indonesia Timur,...selain tempat ekspor dan impor, Bitung Port juga tempat untuk mengambil air tawar sebelum berlayar...air laut yang jernih, kesibukan bongkar muat barang, kapal-kapal nelayan yang sibuk..amat membanggakan.. lebih ke timur dapat kita temukan area yang jernih, dan hijau. Sementara di kejauhan tampak Pulau Lembeh. Pulau yang sebenarnya sudah menuju kepada berkurangnya pepohonan. Namun air laut yang jernih mampu mengobati perasaan itu. Tak jauh dari Bitung Anda dapat ke cagar alam Tangkoko untuk bertemu burung, tarsius atau jika Anda suka menyelam, dapat menyelam di selat Lembeh. Selat Lembeh pilihan lain di samping Bunaken untuk menyelam....

Pengantar


Blog ini dibuat untuk menampilkan keindahan Indonesia dari berbagai sisi, baik keindahan geografi, karakter demografi, flora, fauna, semuanya. Tujuannya adalah menciptakan ruang diskusi, paling tidak untuk saya berbagi pengalaman dengan teman-teman yang memiliki minat serupa. Persatuan dan rasa cinta tanah air dan bangga dengan ke Indonesiaan akan menjadi jembatan bagi tercapainya kemakmuran bersama. Sebab ternyata kemakmuran dan kesejahteraan dan kejayaan suatu bangsa adalah dimulai dengan adanya rasa bangga sebagai bangsa...rasa bangga dengan tanah airnya..rasa bangga hidup bersama tetangga...rasa bangga dengan nyanyian dan musiknya....rasa bangga dengan makanannya...dan rasa bangga terhadap segala yang ada di dalamnya...Marilah kita cintai apa yang kita punya..apa yang ada di sekitar kita..seperti kita mencintai orang-orang terdekat kita...dan cinta kepada sang Pencipta...